Sampah itu mahal lhooo. . . . coba lihat disekitar kita, para juragan ROSOKAN ternyata pada sukses dan berpenghasilan besar lhooo. . . .
Bagaimana mengolah sampah menjadi bernilai jual Tinggi?
Di seluruh penjuru dunia penanganan sampah menjadi suatu tantangan.
Dari tantangan ini munculah berbagai alternatif solusi penanganan
sampah. Salah satu konsep penanganan yang banyak di adopsi di negara
maju adalah waste-to-energy (WTE). Cara pikir ini melihat sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik dan pemanas air.
Di Amerika Serikat, sekitar 2.500 MW listrik dihasilkan setiap
tahunnya dari 35 juta ton sampah (17% dari total sampah dihasilkan).
Lebih dari 80% volume sampah di Denmark dan 60% di Jepang juga diproses
di fasilitas WTE. Akibat pola pikir ini pemerintah maupun masyarakat mau
mengangani sampah secara maksimal.
Kapan Indonesia yaa sobat ?
Sampah bukanlah sesuatu yang menjijikkan dan dilupakan begitu saja keberadaannya. Sampah yang berada dimana-mana itu justru berpeluang bisnis tinggi bagi kita. coba saja kita mati pengusaha-pengusaha bahan daur ulang dari sampah sampai dengan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi.
Dengan memandang sampah sebagai sumber daya (energi), secara alamiah
kepedulian dan perhatian khusus terkait penanganan sampah akan muncul
dari pemerintah dan masyarakat.
Pertama-tama akan ada penciptaan lapangan pekerjaan yang diikuti oleh
peningkatan derajat profesi pengelolaan sampah. Pengumpulan sampah dan
segregasi sampah akan bisa dilakukan secara maksimal.
Tidak ada lagi sampah yang berserakan, membuat kota lebih indah dan
kehidupan lebih sehat. Sampah ditanggulangi secara tuntas sehingga tidak
ada lagi penimbunan terbuka yang mengancam warga bagaikan bom waktu.
Dan yang terpenting pula, berkurangnya kerusakan lingkungan.
Penerapan teknologi akan dikembalikan pada cara pandang kita terhadap
masalah. Bila tidak ada perubahan dalam sikap dan cara pandang kita,
tentunya peningkatan kualitas hidup dan martabat tidak bisa terjadi.
Untuk itu bagaimana, apakah kita sudah berani untuk memandang sampah
sebagai sumber daya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar