Selasa, 27 November 2012

Konsep Adhesi dan Kohesi

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains), yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah atau fenomena alam dalam rangka memahami serta mengungkap berbagai rahasia alam semesta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Belajar fisika akan menyenangkan kalau memahami keindahannya, mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam yang belum dipahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya atau merasa tertantang untuk memahami fenomena alam yang mereka hadapi maka mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai pelajaran fisika. Berdasarkan hal ini, kami mencoba mengaitkan sebuah konsep fisika melalui fenomena sebuah peribahasa bagai air di daun talas   

 

Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Sebuah pepatah yang menjelaskan aturan dasar perilaku mungkin juga dikenal sebagai sebuah pepatah. Jika peribahasa dibedakan dengan ungkapan yang sangat baik, mungkin akan dikenal sebagai sebuah aforisme. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan "seolah-olah", ibarat, "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan "umpama". Contohnya adalah “bagai air di daun talas”, peribahasa ini memiliki arti orang yang memiliki pendirian tidak tetap.  

Pada kenyataannya kita dapat melihat bahwa daun talas tidak pernah basah oleh air atau tidak pernah dapat menyatu dengan air. Hal ini dikarenakan antara air dengan daun talas mempunyai partikel yang berbeda jenis namun memiliki gaya tarik antar molekul yang sejenis sehingga air yang diletakkan di atas daun talas selalu berbentuk butiran sendiri yang tidak dapat menyatu dengan daun talas.  Dalam dunia fisika, fenomena ini dapat kita kaitkan dengan konsep ADHESI dan KOHESI.

 

Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan zat cair dan gas. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat apabila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah : Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air pada daun talas.  

 

Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Contohnya : bercampurnya air dengan teh atau kopi, melekatnya air pada dinding pipa kapiler, melekatnya tinta pada kertas, dan lain sebagainya. 

 

Air di Daun Talas

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.

Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
 

 

3 komentar:

  1. warnanya kontras sekali,,, baik dan nyaman untuk dibaca,,, materi yang disugguhkan unik dan menarik... peristiwa anomali air,, yang merupakan kekhasan dari air yyang ditijau dari fisikanya,,, semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. hey,hey,,
    fenomena yang nyata dalam kehidupan!!
    jarang sekali konsep adhesi dan kohesi dijelaskan pada daun talas :)
    inovatif, lain daripada yang lain.

    over all, bagus dah :)

    BalasHapus
  3. menambahkan nggeh:
    pada gelas ukur yang berisi air,jika permukaan berbentuk cekung, berarti gaya adhesi antara air dengan dinding kaca lebih besar dibandingkan gaya kohesi antara partikel air sehingga membasahi dinding kaca. dan jika pada gelas ukur berisi air raksa, permukaan berbentuk cembung, berarti gaya kohesi antar partikel raksa lebih besar dibandingkan gaya adhesi antara air dengan dinding kaca sehingga tidak membasahi dinding kaca

    BalasHapus